Doni Setiabudi “Kang Jalu”, CEO Bandung Premier League (Sumber: Dokumentasi SOCCERPEDIA.id) |
BANDUNG – Buat kalian penggemar Sepak Bola liga amatir di Kota Bandung, rasanya belum keren jika belum pernah ikut mencicipi serunya bermain dalam gelaran laga Bandung Premier League (BPL).
Suasana saat jalannya pertandingan Bandung Premier League (Sumber: Official Instagram Bandung Premier League @bandungpremierleague) |
Bercerita tentang semangat awal dan tujuan BPL, Kang Jalu menyampaikan bahwa, “Kami tidak pernah mensyaratkan macam-macam untuk setiap tim yang akan ikut ambil bagian dalam gelaran BPL ini, karena kita meyakini seleksi alam akan berlaku bagi tim-tim yang kurang serius, jadi pada akhirnya hanya klub-klub yang dikelola dengan baik dan benar saja yang bisa tetap hidup dan bertahan dalam BPL ini”, ujarnya.
Ide Video Assistant Referee (VAR) di Bandung Premier League (Sumber: Official Instagram Bandung Premier League @bandungpremierleague) |
Menanggapi asal-muasal mengapa BPL menjalankan konsep VAR, Kang Jalu menjelaskan, “Musim pertama BPL, tepatnya pada pekan ke-3 dan ke-4, banyak sekali terjadi keributan, mulai dari antar pemain, wasit dengan pemain, dan sebagainya. Berangkat dari sini saya dihadapkan 2 pilihan, yaitu meninggalkan BPL atau tetap melanjutkan BPL, namun dengan melakukan inovasi yang tujuan utamanya adalah untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang terjadi di BPL tersebut”.
“Demam World Cup 2018 di Rusia yang saat itu memberlakukan konsep VAR, membuat saya berpikir untuk merealisasikan hal yang sama namun dalam versi amatiran, yaitu berawal dengan menggunakan Go-Pro. Sayangnya, kelemahan Go-Pro adalah akses internet yang sering terputus-putus, akhirnya kita putuskan untuk menggunakan CCTV dan menggunakan kabel LAN agar hasilnya bisa lebih stabil. Setelah di ujicobakan dalam partai-partai genting, konsep VAR ini nyatanya cukup efektif dan mampu menekan tingkat keributan yang selama ini menjadi kendala utama dalam laga BPL, dari sanalah akhirnya VAR ala BPL ini kita lanjutkan, bahkan hingga saat ini masih terus berlangsung”, tambah Kang Jalu.
Sejak saat itu, dimulai dengan mampirnya Menteri Pemuda dan Olah Raga (Menpora), Imam Nachrowi, dan di liput oleh beberapa media serta TV lokal dan nasional, VAR ala BPL mulai dikenal dan langsung melejitkan nama BPL sebagai salah satu operator liga amatir yang cukup diperhitungkan kiprahnya di Indonesia. Bahkan secara serentak diwaktu yang bersamaan BPL kemudian membuka sistem kompetisi dengan konsep franchise di 21 kota di seluruh Indonesia.
Melirik Grassroot Level
BPL mulai melirik grassroot level (Sumber: Official Instagram Bandung Premier League @bandungpremierleague) |
Sementara itu mulai masuknya BPL menjadi operator dalam Liga Anak Bandung (B’ League) juga menjadi salah satu sorotan tim SOCCERPEDIA.id. Kang Jalu menceritakan kiprahnya mengapa mulai masuk sebagai operator kompetisi level grassroot di Bandung. “Teman-teman operator kompetisi terbiasa memilih yang simple dan langsung selesai, akibatnya kompetisi yang bersifat festival cukup diminati ketimbang model liga seperti yang dilakukan oleh Topskor dan Kompas di Jakarta. Buat kami selaku operator melihat bahwa liga itu biayanya memang cukup mahal dan masih banyak resiko-resiko tak terduga yang akan dihadapi hingga selesai, karenanya sedikit sekali operator yang mau membuat kompetisi dengan konsep liga berjenjang”, ujarnya.
Kang Jalu kemudian melanjutkan, “Saat ini di Bandung hanya ada satu liga yang baru masuk yaitu Liga Topskor dan terbatas hanya untuk kategori usia 13 tahun saja. Jadi potensinya masih ada, kami merasa perlu masuk dan memfasilitasi anak-anak lain di Bandung yang juga memiliki potensi. Gagasan membuat Liga Anak Bandung (B’ League) akhirnya kami realisasikan pada 8 Desember 2019 lalu. B’ League sendiri saat ini telah berjalan dan diikuti oleh 9 tim untuk Kelompok Usia (KU) 10 tahun, dan 9 tim lainnya untuk KU 12. Untuk meringankan kemampuan financial tim, kami breakdown biaya pertandingannya menjadi per kompetisi”.
Rencananya, dalam waktu dekat, BPL juga akan membuat kompetisi grassroot level dengan konsep liga dibeberapa kota sekaligus, diantaranya adalah Jakarta dan Bali. Bahkan untuk jangka panjangnya, Liga anak ini juga akan diadakan di 21 kota pemegang hak kompetisi BPL, yang pada akhirnya nanti akan dibuat kompetisi Liga Anak Indonesia, dimana para pesertanya adalah para pemenang di masing-masing kota penyelenggara tersebut.
Menanggapi soal potensi talent scout dari gelaran liga anak saat ini, Kang Jalu belum melihat urgensinya, tapi nanti ketika B’ League sudah mulai mendapatkan tempat dimasyarakat seperti layaknya BPL, talent scout bisa menjadi salah satu agenda BPL. Rencanananya, setelah selesai musim B’ League Februari 2020 mendatang, BPL akan melanjutkan kompetisi anak dengan sistem COPA.
Kekinian BPL, Karena Inovasi Tiada Henti
Ilustrasi Inovasi VAR di Bandung Premier League (Sumber: Official Instagram Bandung Premier League @bandungpremierleague) |
BPL selalu identik dengan kreativitas dan inovasinya, dibawah komando Kang Jalu, BPL sebagai operator juga telah dan akan menghasilkan beberapa konsep kompetisi dan liga kekinian. Sebagai contoh, saat Liga Kemenpora beberapa waktu yang lalu, mereka juga telah mengadakan ujicoba kompetisi Liga E-Sport yang cukup antusias diminati oleh para peserta kompetisi.
Tidak berhenti sampai disana, dalam waktu dekat BPL juga akan meluncurkan konsep Liga Tebak Skor (Menang-Kalah) bagi para penonton dan follower setia BPL. Mereka akan diberi kesempatan untuk menebak skor dari setiap kompetisi mingguan BPL Liga 1 dan 2, kemudian 20 orang dengan skor tertinggi akan naik klasemen layaknya aturan liga dalam Sepak Bola. Sang juara nantinya akan mendapatkan hadiah berupa Sepeda Motor. Tujuannya adalah agar pihak-pihak di luar Bandung juga bisa terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan BPL.
Menyambut Indonesia sebagai tuan rumah World Cup U20 tahun 2021 mendatang, BPL juga telah menyiapkan konsep sejenis yang sangat inovatif dan bahkan tidak kalah seru dengan World Cup itu sendiri. Sekitar bulan Juni-Juli 2020 mendatang, BPL akan membuat kompetisi anak-anak dari beberapa negara dengan konsep World Cup. Rencananya, BPL akan bekerjasama dengan beberapa kementerian dan pemerintah pusat untuk mewujudkan berlangsungnya kompetisi ini.
Selamat datang kembali, silahkan login ke akun Anda.
Belum menjadi member? Daftar